Semakin Canggih, Tetapi Kelemahan Smart Contract Terungkap

Salah satu manfaat dari teknologi smart contract adalah bahwa ia mewarisi keunggulan blockchain, termasuk immutability atau kekekalan. Namun, pada saat yang sama ada tantangan yang wajib diperhatikan terkait penerapan teknologi blockchain, khususnya soal keamanan dan privasi. Perusahaan harus memahami risiko penerapan teknologi blockchain dalam kontrak. 

Seperti halnya perubahan apa pun pada bagaimana organisasi memproses pertukaran transaksional, ada kekhawatiran tentang mengintegrasikan kontrak pintar di blockchain ke dalam ekosistem perusahaan. Risiko yang tidak terduga ini akan mempengaruhi apakah investasi proyek blockchain layak dilakukan.

Kelemahan dari Teknologi Smart Contract

Kelemahan dari teknologi smart contract tidak lain merupakan kelemahan dari blockchain sendiri yang mana hingga hari ini masih terus dikembangkan. Ketika sudah perusahaan yang menggunakan smart contract dalam menjalin transaksi bisnis, sejumlah perusahaan ini wajib diperhatikan. 

Masalah Kebijakan 

Kebijakan pemerintah dan internasional tentang blockchain masih minim. Padahal ketika semakin banyak perusahaan yang mengadopsi proyek blockchain, maka akan lebih banyak pengawasan yang diperlukan. Membuat kebijakan yang mengatur tentang blockchain dapat membantu mengurangi kerugian akibat ancaman yang signifikan. Risiko ini termasuk serangan jaringan blockchain, crypto jacking dan ketidakmampuan manusia.

Integritas data

Mengotomatiskan pemrosesan data melalui smart contract dapat menguntungkan perusahaan yang bergantung pada banyak transaksi. Namun, ada masalah input data yang salah. 

Pengguna yang kurang terlatih, atau pengguna memberikan data yang tidak jujur, tidak valid, atau tidak akurat akan tetap disahkan oleh smart contract dan tidak dapat dibatalkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga integritas data yang masuk untuk mencegah kesalahan.

Peretasan Logika Komputasi

Salah satu kekuatan teknologi blockchain adalah penggunaan logika komputasi untuk memindahkan data antar node. Namun, beberapa pengguna telah menemukan cara untuk menargetkan logika itu dan mengeksploitasi interoperabilitas perangkat lunak. 

Serangan ini terlihat terutama dalam cryptocurrency, tetapi itu tidak berarti aplikasi kontrak pintar kebal. Kontrak pintar yang tidak aman dan berkode buruk dapat mengekspos proyek blockchain perusahaan terhadap ancaman.

Skalabilitas Masih Perlu Ditingkatkan

Merupakan tantangan bagi teknologi blockchain untuk berkembang dengan baik. Blockchain harus dapat mempertahankan banyak transaksi secara bersamaan. Pemeliharaan ini menyebabkan peningkatan beban kerja antar node, yang membutuhkan daya komputasi, listrik, dan konsumsi bandwidth. 

Sejauh ini, skalabilitas masih jadi kendala sehingga teknologi smart contract masih perlu ditingkatkan. Sharding dan penerapan algoritma proof-of-stake menjanjikan untuk mengurangi kelemahan ini.

Masalah Keamanan

Teknologi blockchain dibalik smart contract meningkat karena semakin banyak perusahaan menambahkannya ke ekosistem mereka. Namun, muncul risiko keamanan jika smart contract di blockchain dikodekan dengan buruk atau tidak dipelihara dengan baik. Perlu langkah penting untuk membangun model tata kelola agar perusahaan mampu menemukan solusi atas masalah ini.

Standar Belum Mumpuni

Keuntungan blockchain perusahaan dibandingkan blockchain publik adalah bahwa pengguna yang disetujui berinteraksi dengan data dalam ekosistem pribadi yang terkendali. Namun, akan ada perbedaan standar jika pengguna tersebut berasal dari perusahaan luar yang standar pengumpulan dan pemrosesan datanya tidak diterjemahkan dengan baik dalam hubungan B2B. 

Satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah pengkodean smart contract harus tepat dilakukan agar mampu menghilangkan perbedaan data sekaligus untuk memastikan kelancaran transaksi sambil memperkuat komunikasi bisnis.

Konsumsi Energi dan Keberlanjutan

Blockchain publik memiliki jejak karbon yang sangat besar. Ada diskusi tentang pengurangan dampak lingkungan, dan para pemimpin teknologi yang peduli dengan keberlanjutan harus menyadari opsi ini. 

Blockchain perusahaan cenderung menggunakan lebih sedikit sumber daya komputasi daripada blockchain publik, dan pemeliharaan yang cermat dapat membantu proyek tetap seperti itu.

Potensi Belum Maksimal

Sifat open source memungkinkan banyak pihak memerlukan akses ke data, yang berpotensi membuka organisasi terhadap tindakan jahat dan kerentanan eksternal. Bisnis harus waspada dalam mengelola ancaman, bergantung pada tingkat izin blockchain yang menyimpan smart contract. 

Berinvestasi dalam pengembang blockchain atau tim pengembangan akan membantu organisasi menghindari potensi masalah. Pengembang internal harus melakukan audit untuk meminimalkan ancaman, menggunakan pihak ketiga tepercaya untuk melakukan uji penetrasi dan mengevaluasi keamanan.

Kesimpulan

Jika blockchain masih mengandung banyak cela dalam pengaplikasian, demikian pula teknologi smart contract. Meskipun menjanjikan sistem yang lebih mudah dan terintegrasi namun sejumlah kelemahannya akan menjadi perhatian penting bagi perusahaan mana pun.